Monday, November 01, 2010

FF ONE SHOOT "SUNSET'S HIDE"

Chingudeul...ini catetan G bekas cerpen entah berapa tahun lalu.. diedit jadi FF deh..
biane kalo garing....coz ini bahasa dahulu kala
YUU Check checkitdot!!!
---------------------

 Cast :
Han Sookyo
Lee Donghae
Kim Yoomi
Cho Kyuhyun


            Saat ini seharusnya sunset bisa terlihat jelas di musim kemarau tahun ini. Tapi cuaca sangat buruk, hujan terlampau deras, angin kencang, halilintar dan petir saling menggelegar. Duduk seorang wanita di dekat jendela termenung sangat lama. Semakin lama ia beranjak ke masa 9 tahun yang lalu.
            Han Sookyo, seorang gadis yang sangat biasa dalam segala hal. Prestasi akademik atau ekstrakurikuler, penampilan dan pergaulannya biasa-biasa saja. Tetapi satu hal yang membuat ia menjadi terkenal di sekolah, Sookyo pacaran dengan Donghae. Cowok ganteng bin populer sang kapten bola. Mereka terlihat akur, romantis dan membuat semua cewek di SMA Eunhwa iri pada Sookyo. Kepribadian dan kegemaran mereka yang berbeda menimbulkan masalah. Donghae cowok supel yang temannya di mana-mana, tidak cowok tidak cewek.
            “Jagiya,. I Swear!“ kata Donghae mengacungkan dua jarinya, “Aku hanya berteman dengan mereka walau kami akrab. Tolong mengertilah. Temanku banyak dan mereka juga temanmu, ” jelasnya waktu Sookyo mengutarakan kecemburuannya.
            “Tapi aku lihat Hyena, Yoomi, Yoori, Sooyoo, Soobyung, dan Seungmi  seperti suka oppa dan seperti manas-manasin aku. Trus mereka kan cantik-cantik, “ kata Sookyo manja.
            “Memangnya karena mereka cantik, trus aku tertarik? Gitu?” kata Donghae dengan menatap lekat-lekat Sookyo. Tatapan yang selalu membuat Sookyo bergetar. “Yang aku lihat dari seorang wanita adalah kepribadiannya. Ngapain cantik kalau bandel atau bodoh.”
            “Tapi aku juga tidak pintar kan?”
            Setiap saat Sookyo selalu luluh dengan penjelasan Donghae yang selalu bilang kalo cintanya cuma buat Sookyo the only one. Hubungan mereka lancar-lancar saja. Sampai bulan ketiga mereka jadian, seantero sekolah lagi hot ngomongin kedekatan Donghae dengan Yoomi. Cewek keren, smart dan semua orang bilang lebih matching jadi pacar Donghae dari pada Sookyo. Cewek yang selalu dicurigai Sookyo. Sookyo tak bisa tetap sabar dengan kuping dan hati yang terbakar. Cewek yang dikira pendiam itu berani mendatangi Yoomi karena dibakar.
            Donghae mendengar kalau Sookyo memarahi Yoomi. Ia sangat marah dengan kejadian itu. Sookyo jadi berubah, dibutakan oleh cinta dan cemburu yang berlebihan. Ia sangat posesif dan membuat Donghae tidak nyaman. Sookyo bilang dia akan melakukan apa saja asal Donghae tetap di sisinya. Donghae seorang cowok aktif dan bebas mulai tidak nerima diperlakukan begitu. Donghae memutuskan hubungannya dengan Sookyo. Sookyo sangat terpukul dan hancur, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa.
###
            Dua bulan kemudian Sookyo memeberi tahu Donghae kalau ia hamil. Donghae kaget dan tidak percaya. Tapi Sookyo mencoba meyakinkan Donghae. Ia minta waktu untuk berpikir kepada Sookyo. Tiga hari kemudian mereka janjian bertemu.
            “Han Sookyo, kau masih sayang aku kan?” tanya Donghae.
            Sookyo mengangguk, “Perasaan aku tidak berubah.”
            “Gugurkan kandungan kau,”
            Sookyo kaget dan shok, tapi Donghae mencoba menenangkan Sookyo.
            “Masa depan kita akan hancur, kita akan mengecewakan keluarga kita. Lagipula, aku tidak apa-apa untuk menanggungnya. Apa yang aku miliki dan aku impikan akan hancur. Kita masih muda, masih sekolah, masih menjadi beban oramg tua. Kau tega kalo aku diusir dari rumah? Apa kmu juga siap kalo anak itu nanti menderita bahkan tak berbalut kain sehelai pun?”
            Sookyo cuma bisa nangis, “Oppa juga tidak mau kan, kalo Yoomi mutusin Oppa, semua ini gara-gara dia,”
            “Semua salah kita. Sadarlah! Kau harus melakukannya untuk dirimu sendiri.” kata Donghae dengan nada agak tinggi
            Rupanya Sookyo tetap bertahan karena ia memang ingin membuat Donghae kembali padanya. Ia mengeluarkan semua kata-kata bahkan air mata. Donghae seperti kehabisan kata-kata. Ia tak tahan. Sebenarnya apa tujuan Sookyo? Ia yakin bukan Cuma karena anak itu.
            “Terserah. Aku tidak mau tau lagi kalo kau tidak mau melakukannya. Aku tidak mau melepaskan impian dan masa depanku. Tidak ada bukti dan tidak ada yang tahu kalo aku menghamilimu. Atau kau hanya mengarang cerita agar kita balikan, kan? Apa kau tahu, Han Sookyo hanyalah cewek gampangan yang mau aja diajak gituan. Bisa aja yang ngehamilin kau orang lain. Aku tidak percaya sama cewek murahan sepertimu. Satu lagi, Yoomi bukan cewek murahan seperti kau,” Donghae melangkah pergi.
            Air mata Sookyo makin menderai tapi tak merubah pendirian Donghae.
            Saat itu Sookyo benar-benar bingung, hancur dan kalut.
“Oppa, kenapa kau tega. Kau benar-benar tidak punya perasaan. Kau bukan orang yang dulu akan selalu ada untuk aku. Kau bukan manusia. ” kata Sookyo sambil memandang foto Donghae. Air matanya menghujani foto cowok keren itu.
Apa yang harus aku lakukan? Donghae tidak mau bertanggung jawab. Apalagi mengatakan hal yang sangat menyakitkan. Orang yang sangat aku cintai dengan sepenuh hati malah mencabik-cabik hatiku. Aku tidak mau membunuh janin ini. Ia adalah cintaku. Tapi aku juga tidak bisa membayangkan akan hidup seperti apa nanti. Kalo aku tetap nekad, aku yakin semua orang akan lebih percaya Donghae yang punya banyak teman. Sementara aku? Siapa yang akan percaya aku kalo bukan Seulong sahabatku satu-satunya yang orang kenal bodoh. Eotteokajyo? Atau aku mati saja. Kata Sookyo dalam hati. Air matanya terus menderai seiring derasnya hujan di luar sana. Jeritan di hatinya sekeras halilintar yang tiada henti. Ia benar-benar bingung. Tak ada seorangpun yang bisa ia jadikan sandaran.
Ia lalu menghapus air matanya dan pergi keluar menembus derasnya hujan.
###
            Ya, alam menggambarkan nuansa yang sama persis seperti sembilan tahun silam. Sookyo meneteskan air matanya.
Kau adalah bukti cintaku, kau pernah beri aku harapan tuk mendapatkan cintaku kembali. Aku begitu kejam saat jatuhkan tubuhnmu yang masih berupa gumpalan darah ke sungai itu. Lebih kejam dari kata-katanya yang melukaiku hingga kini. Membiarkanmu menemani arus bersatu dengan limbah kota menuju muara dan hilang di balik lautan hampa bergelombang menuju ketiadaan. Aku tak begitu tahu tentang hukuman Tuhan dan aku lebih tak tahu untuk membiarkanmu hidup. Aku tak punya keberanian bila kau harus lahir di musim dingin, membeku di antara salju dan terjal yang menanti kita. Biarlah petir di luar sana menerjangku, atau hujan membanjiriku. Biarlah seorang lelaki tampan tak mengakuimu dan melemparku dalam kawah luka sementara ia bersama kekasihnya. Biarlah hanya aku yang merasakan tangis ini. Andai kau ada meski ia tak bersama kita, kau akan membuatku merasa tak kehilangannya. Sayangnya semua berlalu dan aku membiarkanmu tak pernah bernyawa, seperti membiarkan cintaku pergi. Membiarkan ia menggapai impian, masa depan dan bahagia dengan kekasihnya. Membiarkan diriku sendiri dalam lara.

 Sejak itu hari esok sangat berat bagi Sookyo, terlebih bila melihat Donghae yang masih bisa tertawa tanpa rasa salah. Walau luka yang ia toreh sedalam perut bumi, Sookyo tak kan pernah bisa membencinya
“Uri Sookyo, aku kira kau tidur sampai tak mendengar bel dan tak mendengar aku memanggil,” suara Kyuhyun yang baru pulang kerja membuyarkannya.
Sookyo segera menghapus air matanya. Ia kini telah memiliki suami dan seorang anak. Sookyo hidup bahagia dan tak pernah lagi mengingat masa lalunya. Kecuali hari ini.


No comments:

Post a Comment