Friday, February 21, 2014

Resto Korea : TUDARI

 

Annyong haseyo.
Wah rasanya udah seabad gak ngisi blog.
Sibuk gak menentu. Kekeke. Terus tulisan ini lama bersarang di draft dan bar saya post sekarang.

Gee mau sedikit cerita nih.  On Sunday, March 11th 2012, my friends and I went to a Korean restaurant  <--- kek contoh kalimat past tense ya?
Nama restonya : TUDARI. Di jalan Prof Dr Surya Sumantri #35. Ini nih piku restonya yang diambil Nurhalimah saat dia sampai duluan. Saking takut salahnya, foto in dikirim ke whatsapp –lol-
 

 



 Resto yang katanya udah ada sejak 4 tahun lalu ini bergaya minimalis modern. Meskipun dalemnya Hanguk banget. Dari kaca bagian depan, pengunjung bisa melihat pajangan dummy makanan. Sampe Ceu Ulie Aya Aya wae nunjuk-nunjuk, “Pengen itu..”
Pelayan yang super ramah langsung menyambut kami dengan ucapan “Annyong haseyo.” Sambil membungkuk. Karena kawan kami tidak ada di lantai 1, kami pun bertanya. Pelayan mengatakan bahwa dua tamu sudah menunggu kami di lantai atas dan dia langsung mengantar kami.

Seperti yang sering direview customer lain, suasana lantai 1 yang bergaya modern ini tetep Hallyu style. Di sebuah dinding, membentang lukisan Shin Yun Bok yang bersejarah itu. kalo yang nonton Painter of the Wind sama Potrait of a Beauty mungkin tahu *sayangnya saya ga pernah nonton T_T*
Lantai dua suasananya sangat Asia Timur. Lebih private dengan ruangan-ruangan yang disekat sama dekorasi bambu ala Oriental. Kami memilih ruangan lesehan meski sebenarnya bukan lesehan yang sebenarnya. 

Kami diberi buku menu masing-masing satu ditemani teh jagung Korea. Waitress cukup sabar karena kami lamaaaa banget memutuskan mau makan apa. Galbi, bulgogi dorisak pesenan Hana, saya pesen dolsot bibimbap, kimchi udon pesenan Ulie, Nurlimah pesen udon dan tudari ball pilihan Silvia. Setelah pesanan kami disampaikan ke dapur, datanglah piring-piring kecil berisi banchan : makanan pembuka yang ada 11 macam. Kimchi adalah banchan wajib, yang lainnya ada salad, namul (tumis2an sayuran), asinan entah dari tumbuhan apa yang rasanya pedes asem seger, kim (rumput laut), tahu, dll. Banchan dan teh jagung tadi gratis. 
Pertama datang alat barbeque untuk memanggang galbi. Galbi adalah short rib, daging iga yang dimarinasi terus dipanggang. Rasanya gak pol kalo sering kuliner Hanguk tapi melewatkan daging panggang. Pelayan menaruh alat pemanggang dan bahan-bahan di meja terus memberitahu kami cara masak dan makan galbi.
Silvi sempet nanya, “Koq di gambar buku menu, dagingnya ada lima gulung?” yang datang dua gulung. Makan galbi atau bulgogi, dimasukan ke dalam daun selada, ditambah sayuran lain yang ditumis, bawang putih, sambal dan minyak wijen dan saus yang tampak seperti terasi, terus digulung dan dimasukan ke mulut dalam satu shot. MASTAAAAAH! Bulgogi buatan saya sendiri aja udah enak. Apalagi ini. Dan kami merasa tidak puas karena kurang banyak. Heuheuheu.




 

 

 
Yang perlu dijadikan catatan kalo kuliner Korea, bagi Muslim pasti wajib menghindari ‘pork’. Di Tudari, dikasih tanda mana yang mengandung pork, seperti jajangmyun dan samgyupsal <--- makanan favorit Khuntoria, Ceu Ulie tadinya pengen pesen itu karena lebih murah dari galbi. Dikiranya beef, hehe ^__^.
Bulgogi dorisak. Dorisak adalah bentonya Korea. Pernah baca blog orang yang makan dorisak di Tudari bilang rasanya aneh (bukan bulgogi dorisak). Well, kami sepakat mengatakan bahwa dorisak pesenan Hana ini enak.  Isinya lebih banyak dari bento di fast food Jepang.  Isinya ada nasi (cukup banyak), kimchi, bulgogi dicampur japchae (sapi panggang+bihun dan sayur), kuah telur yang tidak saya coba, sup tahu yang mastaaaa, dan dua jenis lain yang tidak saya tahu.
Mungkin buat lidah yang tidak terbiasa dengan makanan Korea akan merasa aneh. Karena beberapa makanan asem-asem gitu. Kimchi juga asem. Jangan khawatir, asemnya bukan cuka. Tapi dari sayuran yang difermentasi, bagus lho buat kulit. Gak heran orang Hanguk kulitnya bagus.
Seperti kimchi udong punya Ceu Ulie yang mangkuknya jumbo. Mienya kenyal,kuahnya enak, asem seger gitu. Cuma Ceu Ulie agak kewalahan karena terus menyicip rasa asam itu.
Tudari Ball punya Silvi, iya Cuma nasi digulung bentuk bola. Tapi enaaakk banget. Dalemnya ada nori dan campuran lain.
Obu dong punya Nur gak sejumbo punya Ulie. Ini enak juga. Oh ya, hampir semua menu dikasih sup tahu yang rasa kuahnya maknyos.
Sepertinya saya pecinta nasi campur. Meski udah nyoba, tapi belum pernah makan dolsot bibimbap *hello ke mana aja???*. Dolsot  ditujukan buat mangkuk batu, it’s COET in Sundanese. Batu panas itu diisi nasi dan campuran sayuran plus telur mentah di atasnya. Semua harus segera diaduk selagi panas. Telurnya langsung matang. Dan saya perlubeberapa menit sebelum bisa menikmati nasi campurnya tanpa kepanasan. Porsinya jumbo buat perut saya.
Yang agak mengecewakan, kami tidak dikasih desert. Sementara ruangan seberang ditawari “Mau es krim atau pudding?”.
Entah kami tidka tahu (dan tidak berusaha nyari tahu) kenapa kami tidak dikasih desert. Padahal di blog yang menceritakan pengalaman makan di sini, hampir semuanya mengatakan dikasih desert bahkan bonus makanan lain. Ya sudahlah, kami pun meninggalkan Tudari.
Penasaran pengen nyoba outlet K-food di Istana Plaza, kami pun meluncur ke Jl. Pasir Kaliki dan masuk Istana Plaza sekalian nyari desert. Hana suddenly said, “Wow! Baskin Robbin!”
                Entah berapa abad kami tidak masuk IP, baru tahu kalo di sana ada Baskin Robbin, es krim yang modelnya Nichkhun. Ceu Ulie yang udah full tank tidak ikut mesen es krim. Saya pilih rasa mix fruit yang asem seger, Hana pilih choco cips.
                Kami menemukan “Chopstick and Spoon” ada bendera Republik Korea di gerai makanan itu. kami niat beli Tokkpoki buat take away. Sambil mesen, kami liat daftar menu di sana. Range harganya 20-30ribuan sudah termasuk nasi + kimchi (mungkin kalo makan di sana). Ada bibimbap, kimbap, tokkpokki, galbi yang harganya 5x lipat lebih murah dari pada yang tadi kami makan (tapi tentu saja yang ini udah diiris dan disajikan di piring), ramyun-ramyun dan lain-lain. Di sana juga ada minuman-minuman produk Lotte.
                Lain kali kami akan mencoba tempat lain. Mungkin Myeogga atau Korean House. Semoga dompet kami cepet tebel. Hahaha. Kangen banchan sama sapi panggang 

1 comment:

  1. halo saya mahasiswi semester terakhir yang mau bikin survey tentang produk kosmetik lokal di indonesia. tolong isi survey saya dong
    Linknya:
    https://docs.google.com/forms/d/1uO_IcLXuBybjhh2y9z2YQF9ylQWfVbcEIEvyeL9X_VY/viewform?usp=send_form

    Thanks

    ReplyDelete